Bayi Cacat di Gaza Akibat Senjata Israel

Lagi, Bayi Cacat di Gaza Akibat Senjata Israel
Thursday, 04 March 2010 08:08
Bayi yang lahir dengan fisik cacat meningkat jumlahnya di Jalur Gaza. Ibu-ibu hamil
mengatakan bahwa mereka hidup dalam kecemasan.

Hidayatullah.com--Noha Abu Laban, 37 tahun, seorang warga kam pengungsi Jabalia, bagian
utara Jalur Gaza, yang ketika serangan Israel ke Gaza tengah hamil tua menuturkan “Saat
serangan (Israel, ) saya menghirup asap fosfor putih, yang dibombardir ke atap rumah kami.
Saya merasakan sakit, dan mengalami perdarahan berat.” Noha kini dirawat di Unit Perawatan
Kehamilan Berisiko Tinggi, Rumah Sakit Al-Syifa di Gaza City.
Alaa Al-Tub, warga kawasan Al-Tofah berusia 25 tahun mengatakan “ Waktu saya mendengar
tentang janin cacat, saya sangat khawatir, apa lagi saya pernah keguguran sekali, waktu
serangan Israel, ketika itu saya mengandung tiga bulan. Saya menghirup asap fosfor putih.
Banyak ibu hamil dirawat di sini mengalami hal yang sama.” Alaa mengungkapkan bahwa dia
sangat khawatir akan keguguran lagi, atau bayinya lahir cacat.
Lebih dari 20 ibu hamil yang diwawancarai di Unit Perawatan Kehamilan Berisiko Tinggi,
Rumah Sakit Al Syifa, dilaporkan mengalami perdarahan periodik.
Ahlam, seorang perawat di Unit Perawatan Neonatal (perawatan bagi bayi yang baru
dilahirkan), menjelaskan bahwa sudah banyak bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat, dan
beberapa di antaranya meninggal dalam rentang waktu sepekan. Sebagian besar bayi itu
belum diberi nama. Salah seorang bayi, misalnya, menderita cacat dengan kondisi kepalanya
dua kali lebih besar daripada badannya, kulitnya keriput dan penuh dengan bulu, dan alat
pernafasannya berjuang sangat keras untuk bisa berfungsi.
Para ahli menganalisis bahwa bayi lahir cacat di Gaza belakangan ini sebagai akibat dari
serangan sepihak Israel. Pembantaian yang dilakukan Israel menelan korban ribuan nyawa
sementara senjata-senjata Depleted Uranium (DU ), dan bom fosfor putih dihantamkan hanya
ke kawasan-kawasan yang dihuni oleh warga sipil di Gaza.
Mads Gilbert, seorang dokter berkebangsaan Norwegia yang bekerja di Gaza pada saat
serangan Israel itu, mengungkapkan bahwa Israel menggunakan bom-bom peledak jarak dekat
yakni Dense Inert Metal Explosive (DIME) yang baru, salah satu jenis senjata yang di larang
digunakan, selain DU dan bom fosfor putih, yang menyebabkan luka sangat serius sehingga
1 / 2Lagi, Bayi Cacat di Gaza Akibat Senjata Israel
Thursday, 04 March 2010 08:08
harus menjalani amputasi besar-besaran akibat hantaman senjata-senjata itu.
Laporan Palestine Telegraph terdahulu yang mendokumentasikan kasus-kasus bayi lahir cacat,
menunjukkan bahwa Israel benar-benar menggunakan senjata-senjata terlarang itu. (
paltelegraph/ez/
sahabatalaqsha.com

Komentar